Rabu, 11 September 2019

TEKNIK-TEKNIK HUBUNGAN LEMBAGA PENDIDIKAN DAN MASYARAKAT


TEKNIK-TEKNIK HUBUNGAN LEMBAGA PENDIDIKAN DAN MASYARAKAT

Makalah
Disusun untuk memenuhi tugas Matakuliah Manajemen Hubungan Masyarakat
yang dibina oleh Ibu Dra. Djum Djum Noor Benty, M.Pd
dan Ibu Rochmawati, S.Pd., M.Pd.


Oleh
Desi Retno Nugraheni            (170131601015)
Kholifatul Khoiria                   (170131601069)
Putri Itsna Farah Maulida       (170131601104)
Suciati Lia Oktaviani              (170131601003)





UNIVERSITAS NEGERI MALANG
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
JURUSAN ADMINISTRASI PENDIDIKAN
Februari, 2019


KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah Manajemen Hubungan Masyarakat yang berjudul “Teknik-Teknik Hubungan Lembaga Pendidikan dan Masyarakat” ini tepat pada waktunya. Shalawat serta salam tak lupa kami sampaikan kepada Nabi Muhammad SAW yang telah menerangi semua umat di muka bumi ini dengan cahaya kebenaran.
Kami juga mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah ikut membantu dalam penyelesaian penyusunan makalah ini. Khususnya kepada dosen pembimbing yaitu Ibu Dra. Djum Djum Noor Benty, M.Pd dan dan Ibu Rochmawati, S.Pd., M.Pd.yang telah membimbing dan membagi pengalamannya kepada kami.
Kami menyadari bahwa dalam makalah ini masih terdapat berbagai kekurangan dan kesalahan, baik dari segi isi maupun dari segi bahasa. Untuk itu, kami mengharapkan kritik dan saran dari pembaca yang bersifat konstruktif untuk penyempurnaan makalah ini. Kami berharap agar makalah ini dapat berguna dan bermanfaat bagi pembaca.


                                                                                    Malang, 07 Februari 2019


                                                                                               
Penulis






DAFTAR ISI


Halaman
KATA PENGANTAR................................................................................... i
DAFTAR ISI................................................................................................... ii

BAB   I           PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang................................................................... 1
B.     Rumusan Masalah............................................................... 2
C.     Tujuan................................................................................. 2

BAB   II          PEMBAHASAN
A.    Pengertian Teknik Hubungan Lembaga Pendidikan
dan Masyarakat                                                                    3
B.     Tujuan Penggunaan Teknik-teknik Hubungan Lembaga
Pendidikan dan Masyarakat                                                 4
C.     Teknik-teknik Penyelenggaraan Hubungan Lembaga Pendidikan dan Masyarakat                                                   5
D.    Hambatan-Hambatan Teknik Hubungan Sekolah dan
Masyarakat                                                                          24

BAB   III        PENUTUP
A.    Kesimpulan                                                                                 26
DAFTAR RUJUKAN                                                                                     27
                                               












BAB I
PENDAHULUAN
A.      Latar Belakang
Lembaga pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting keberadaannya bagi masyarakat, ada timbal balik yang positif antara masyarakat dan lembaga pendidikan, sehingga keduanya saling membutuhkan. Selanjutnya, untuk meningkatkan kualitas sekolah, diperlukan teknik untuk mewujudkannya dimana teknik tersebut dapat menyalurkan aspirasi masyarakat terhadap sekolah. Teknik hubungan lembaga pendidikan dan masyarakat adalah suatu proses komunikasi antara sekolah dengan masyarakat dengan tujuan untuk meningkatkan kebutuhan pendidikan serta untuk mendorong minat dan kerjasama para anggota masyarakat dalam rangka memperbaiki sekolah. Hubungan yang baik antara sekolah dan masyarakat akan memberikan banyak manfaat. Ada banyak teknik yang akan dibahas dalam makalah ini dari yang bersifat umum hingga khusus.
Teknik-teknik hubungan lembaga pendidikan dengan masyarakat merupakan proses yang harus dilalui untuk mempermudah antara relasi sekolah dengan masyarakat yang luas. Ketika pendidikan tidak melibatkan peran serta masyarakat tentu tidak akan berjalan dengan baik, karena perwujudan pendidikan yang bermutu dan berkualitas jelas diperuntukan bagi rakyat dan tentunya akan dilaksanakan oleh masyarakat itu sendiri. Masyarakat disini sebagai organisasi sosial yang memiliki pengaruh cukup besar dalam keterlibatannya di dunia pendidikan. Sehingga untuk mencapai tujuan kerja sama sekolah dengan masyarakat, ada beberapa prinsip sebagai pedoman untuk melaksanakannya, salah satunya yaitu teknik-teknik hubungan lembaga pendidikan dengan masyarakat.
Masyarakat sekolah hendaknya benar-benar mengetahui keadaan masyarakat setempat, baik sifat dan permasalahan maupun sumber-sumber yang ada dalam masyarakat tersebut. Harus ada survei mengenai masyarakat di daerah tertentu. Survei itu perlu untuk melihat bagaimana budaya setempat sehingga ketika pihak sekolah melakukan kerjasama dengan menggunakan teknik-teknik tersebut dapat diterima dengan baik serta menghasilkan sebuah tujuan dari organisai sekolah sesuai dengan perencanaan yang telah disepakati sebelumnya. Selain itu survei juga bisa  menghimpun informasi yang meliputi aspek kehidupan masyarakat dan kondisinya.  Dengan cara teknik-teknik yang ada diharapkan mampu meningkatkan keingintahuan orang tua terhadap sekolah sehingga minat dari masyarakat semakin bertambah dan seluruh lapisan masyarakat bersedia menjalin kerjasama dengan pihak sekolah.Sehingga dalam makalah ini penulis akan memaparkan tentang beberapa pokok bahasan yang meliputi pengertian, tujuan, fungsi dan teknik-teknik dari lembaga pendidikan dengan masyarakat.


B.       Rumusan Masalah
Rumusan masalah yang terdapat pada makalah ini sebagai berikut:
1.    Apa yang dimaksud dengan pengertian teknik hubungan lembaga pendidikan dan masyarakat?
2.    Apa tujuan dan fungsi dari penggunaan teknik-teknik hubungan lembaga pendidikan dan masyarakat?
3.    Apa saja teknik-teknik penyelenggaraan hubungan lembaga pendidikan dan masyarakat?

C.      Tujuan
Tujuan penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:
1.    Untuk menjelaskan pengertian teknik hubungan lembaga pendidikan dan masyarakat.
2.    Untuk memahami tujuan penggunaan teknik-teknik hubungan lembaga pendidikan dan masyarakat.
3.    Untuk mengetahui dan mengerti teknik-teknik penyelenggaraan hubungan lembaga pendidikan dan masyarakat.






BAB II
PEMBAHASAN

A.  Pengertian Teknik Hubungan Lembaga Pendidikan dan Masyarakat
Lembaga pendidikan perlu adanya hubungan yang baik dengan lingkungan masyarakatnya. Oleh sebab itu, dibutuhkan teknik dalam menjalin hubungan tersebut. Teknik ini agar sekolah dengan masyarakat bisa saling mengenal dan menjalin kerjasama yang saling menguntungkan. Dengan teknik juga sebagai proses dalam berkomunikasi untuk kerjasama antara sekolah dengan masyarakatnya. Menurut Gaitan (2012:310) menjelaskan bahwa “Language, culture, and power are the bedrock of family–school relationships. No fixed formula exists for building family–school–community collaborations. What promotes theseconnections/relationships is our understanding of the conditions in which we come to perceive our ultimate possibilities.” Penjelasan dari hal tersebut bahwa disini bahasa, budaya, dan kekuatan adalah dasar dari hubungan keluarga-sekolah. Tidak ada rumus tetap untuk membangun kolaborasi masyarakat-keluarga-sekolah. Apa yang menjadi promosi sambungan/hubungan ini adalah pemahaman kita tentang kondisi di mana kami datang untuk memahami kemungkinan utama kami. Menurut Mulyono dalam Yulitasari, dkk (2015:4) berpendapat bahwa hubungan sekolah dengan masyarakat merupakan komunikasi yang terarah antara sekolah dan masyarakat mulai dari saling mengenal, saling memahami, saling mengasihi, saling menolong, dan saling menanggung. Sehingga terwujud kerjasama yang saling menguntungkan dengan tujuan untuk meningkatkan mutu pendidikan.
Pada suatu lembaga pendidikan pasti diperlukan suatu teknik yang dapat mengembangkan dan meningkatkan kualitas sekolah. Menurut Purwanto dalam Benty dan Gunawan (2015:87) teknik hubungan lembaga pendidikan dan masyarakat adalah suatu proses komunikasi antara sekolah dengan masyarakat dengan tujuan untuk meningkatkan pemahaman masyarakat tentang kebutuhan pendidikan serta untuk mendorong minat dan kerjasama kepada masyarakat dalam rangka memperbaiki dan meningkatkan sekolah. Lembaga pendidikan tidak akan berjalan secara optimal tanpa adanya bantuan dari pihak masyarakat dalam


mencapai tujuan. Dengan menggunakan teknik-teknik dalam menjalin hubungan yang baik antara lembaga pendidikan dan masyarakat sangat diperlukan guna menunjang kepentingan bersama.

B.  Tujuan dan Fungsi Penggunaan Teknik-Teknik Hubungan Lembaga Pendidikan dan Masyarakat
Tujuan merupakan suatu arah yang dimaksud dalam suatu hal. Menurut Maisyaroh dalam Benty dan Gunawan (2015:88) menyatakan bahwa masyarakat perlu membantu penyelanggaraan pendidikan agar kualitas pertumbuhan dan perkembangan pendidikan dapat dipacu secara cepat dan akhirnya menghasilkan kualitas kehidupan masyarakat dapat meningkat. Sehingga, peran dari masyarakat sangat mendukung bagi perkembangan lembaga pendidikan yang pada akhirnya hasil dari lembaga pendidikan tersebut kembali untuk masyarakat. Menurut Elsbree dalam Tim Dosen Administrasi Pendidikan dalam Benty dan Gunawan (2015:88) mengemukakan beberapa tujuan teknik hubungan lembaga pendidikan dengan masayarakat, yaitu: (1) meningkatkan pemahaman masyarakat akan pentingnya pendidikan dan meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat, yang di dalam masyarakat demokratis, seyogyanya dapat menjadikan dirinya sebagai pelopor dan pusat pengembangan bagi perubahan masyarakat di semua bidang kehidupan bermasyarakat; (2) mengembangkan antusiasme/semangat saling membantu antara sekolah dan masyarakat demi kemajuan kedua belah pihak; (3) meningkatkan kualitas pembelajaran dan pertumbuhan peserta didik; (4) berperan dalam memahami kebutuhan-kebutuhan masyarakat; (5) mengembangkan program-program sekolah ke arah yang lebih maju; (6) mampu menumbuhkan kreativitas serta dinamika kedua belah pihak, sehingga hubungan antara kedua belah pihak bisa menjadi lebih aktif dan dinamis.
Hubungan yang baik antara sekolah dan masayarakat menurut Pidarta dalam Benty dan Gunawan (2015:88) akan menghasilkan suatu manfaat, yaitu (1) dalam pengadaan sarana dan prasarana lebih mudah karena dana yang diperoleh berasal dari adanya kerjasama tersebut; (2) lebih mudah dalam merencanakan program pengembangan sekolah sesuai dengan kebutuhan masyarakat dan kemampuan sekolah; (3) menjalin hubungan yang baikantara sekolah dan masayarakat agar terjadi kerukunan sehingga adanya dukungan dari masyarakat; dan (4) adanya dukungan dari masyarakat tersebut program pengembangan sekolah dapat terealisasi melalui kerjasama.Dengan menjalin hubungan yang baik dengan masyarakat akan memberikan kebaikan-kebaikan bagi lembaga pendidikan maupun bagi masyarakat sendiri.
Selain itu, terdapat tujuan hubungan sekolah dengan masyarakat yang dikemukakan oleh Rahmat (2016:124) antara lain:
(1)     Mengenalkan pentingnya sekolah bagi masyarakat.
(2)     Mendapatkan dukungan dan bantuan financial yang diperlukan bagi pengembangan sekolah.
(3)     Memberikan informasi kepada masyarakat tentang isi dan pelaksanaan program sekolah.
(4)     Memperkaya atau memperluas program sekolah sesuai dengan perkembangan kebutuhan masyarakat.
Selain adanya tujuan juga terdapat fungsi dari hubungan sekolah dengan masyarakat yang dikemukakan oleh Saihudin (2018:47) yaitu memelihara, mengembangtumbuhkan, mempertahankan adanya komunikasi timbal balik yang diperlukan dalam menangani, mengatasi masalah yang muncul atau meminimalkan munculnya suatu masalah.
                                                             
C.  Teknik-Teknik Penyelenggaraan Hubungan Lembaga Pendidikan dan Masyarakat
Terdapat banyak teknik atau metode yang bisa digunakan sekolah untuk meningkatkan partisipasi masyarakat dalam penyelenggaraan pendidikan di sekolah. Penerapan metode yang berhasil harus memerhatikan komitmen masyarakat terhadap pendidikan. Masyarakat perlu diberikan dorongan agar dapat menghasilkan pendidikan yang berkualitas. Langkah awal agar masyarakat merasakan perlunya pendidikan yang berkualitas, perlu diterapkannya pendekatan budaya, yaitu diupayakan masyarakat mengetahui dan mengenal pendidikan, meyakini manfaat pendidikan, dan percaya terhadap mutu pendidikan.
Masyarakat dengan proses ini diharapkan akan sadar dan paham bahwa pendidikan mutlak diperlukan dalam meningkatkan taraf hidup masyarakat itu


sendiri. Menurut Hymes dalam Indrafachrudi dalam Benty dan Gunawan (2015:89) menyatakan bahwa teknik penyelenggaraan hubungan antara lembaga pendidikan dan masyarakat dapat dikelompokkan menjadi empat, yaitu:
1.    Teknik Pertemuan Kelompok (Group Meeting)
Pada teknik ini dapat berupa diskusi, seminar, lokakarya, sarasehan, rapat. Pada pertemuan kelompok orang-orang yang dilibatkan adalah guru, staf tata usaha, tokoh masyarakat, staf dari instansi yang terkait dnegan penyelenggaraan program pendidikan, pengguna lulusan, guru/dosen dari lembaga pendidikan lain, dokter dan sebagainya. Ragam unsur yang dilibatkan di dalam kegiatan ini tergantung dari tema yang sedang dibahas. Tema yang dibahas berkaitan dengan kesehatan, penanggulangan kenakalan remaja, peningkatan kemampuan staf sekolah, peningkatan kemampuan siswa, pengembangan sarana dan prasarana sekolah, optimalisasi perlibatan masyarakat dalam penyelenggaraan pendidikan dan juga dikembangkan tema yang menarik sesuai kondisi yang ada.
Misal tema yang diambil tentang bahaya narkoba dan upaya menangani penyalahgunaanny di kalangan remaja, maka tokoh yang dpaat diundang dalam kegiatan ini adalah para pemerhati kesehatan remaja, dokter, oknum korban narkoba, orangtua siswa, dan siswa sekolah yang bersangkutan. Melalui cara ini masing-masing pihak dapat mengemukakan pendapatnya, menceritakan pengalamannya, sehingga siswa-siswi tidak menjadi pengguna narkoba, siswa tidak mendekati kehidupan yang mengarah kepada penyalahgunaan narkoba. Para siswa diharapkan akan terhindar dari kehidupan yang menyesatkan bagi masa depannya.

2.    Teknik Tatap Muka(Face to Face)
Teknik ini dilakukan antara pihak lembaga pendidikan dengan masyarakat secara individual. Pihak lembaga pendidikan dapat berkunjung ke rumah siswa yang menghadapi masalah. Pihak lembaga pendidikan dapat memanggil orang tua wali atau siswa yang memiliki kemampuan lebih dan perlu pembinaan bersama agar kemampuannya dapat berkembang secara maksimal. Menurut Suryosubroto dalam Benty dan Gunawan (2015:90) pertemuan tatap muka antara pihak sekolah dan masyarakat dapat diwujudkan dengan melakukan kunjungan ke rumah-rumah masyarakat (home visit) dan memberikan laporan kepada masyarakat mengenai perkembangan anak didiknya (reporting to parent).

3.    Observasi dan Partisipasi(Observation and Participation)
            Teknik yang selanjutnya, observasi dan partisipasi masyarakat terhadap pelaksanaan pendidikan perlu dilakukan. Sekolah perlu memberikan kesempatan kepada masyarakat untuk mengunjungi, mengobsevasi, dan berpartisipasi dalam kegiatan sekolah. Orang tua siswa dapat mengunjungi sekolah mengobservasi proses belajar siswa dan hasil karya siswa. Orang tua memiliki keterampilan tertentu dapat membantu guru mengajar. Orang tua dalam hal ini sebagai narasumber pembahasan materi tertentu. Kemampuan orang tua siswa yang bisa disumbangkan untuk meningkatkan mutu pembelajaran misalnya kemampuan dalam hal medis, ekonomi, pertanian, peternakan, tata boga, seni lukis, seni suara, agama dan sebagainya.
            Adapun contoh partisipasi masyarakat dalam pendidikan menurut Ningrum (2010:23-24), yaitu:
a.    Mengawasi perkembangan dan proses belajar anak secara pribadi yang dilakukan di rumah serta orangtua dapat melaporkan atau berkonsultasi kepada pihak sekolah mengenai perkembangan anaknya.
b.    Menyediakan fasilitas belajar dan memberikan bimbingan serta motivasi dan partisipasi mengenai belajar kepada putra putrinya.
c.    Memberikan perlengkapan kebutuhan belajar anak di sekolah.
d.    Memberikan feedback kepada sekolah tentang pendidikan, khususnya mengenai putra putrinya. Feedback disini maksudnya orangtua memberi tahukan keadaan putra putrinya yang sebenarnya kepada sekolah. Namun, hal ini jarang dilakukan orangtua lantaran merekan beranggapan akan mempengaruhi nilai dan pandangan guru kepada anaknya.
e.    Bersedia datang ke sekolah apabila diperlukan dan diundang oleh pihak sekolah.
f.     Ikut serta berdiskusi dalam penyelesaian masalah yang menyangkut Pendidikan, seperti sarana dan prasaran, keuangan, program kerja dan lain sebagainya.


g.    Membantu menyediakan fasilitas-fasilitas belajar untuk memajukan pendidikan.
h.    Meminjamkan peralatan yang dibutuhkan ketika kegiatan praktik, jika sekolah membutuhkan.
i.      Bersedia sebagai tenaga pelatih atau narasumber jika dibutuhkan sekolah.
j.      Menerima secara senang hati jika siswa melakukan kegiatan pembelajaran di lingkungan masyarakat.
k.    Menjadi responden yang baik dan jujur terhadap penelitian-penelitian yang dilakukan oleh sekolah.
l.      Bagi ahli Pendidikan, bersedia menjadi ekspert dalam membina sekolah yang berkualitas.
m.  Bagi ahli hartawan bersedia menjadi donator untuk perkembangan sekolah.
n.    Ikut serta dalam memperlancar komunikasi Pendidikan.
o.    Mengajukan usulan-usulan depada sekolah guna untuk memperbaiki sekolah.
p.    Bagi tokoh-tokoh masyarakat bersedia menjadi partner manajemen Pendidikan dalam mempertahankan dan memajukan sekolah.
            Melalui kegiatan ini diharapkan masyarakat mengetahui secara langsung hambatan dan pendukung penyelenggaraan pendidikan. Teknik-teknik yang dapat dilakukan dalam metode ini adalah:
a.    Orang Tua Sebagai Pengamat (Parents as Observer)
            Dalam teknik ini orang tua melakukan pengamatan terhadap perkembangan anak-anaknya dan membandingkannya dengan perkembangan anak-anak lainnya. Sehingga, dapat diketahui kelebihan dan kekurangan anaknya. Semakin lama orang tua dalam mengamati perkembangan pendidikan anaknya, semakin banyak pula orang tua mengetahui perkembangan dan perubahan anaknya dan semakin banyak pula upaya perbaikan dan pembinaan.
            Langkah-langkah dalam penyelanggaraan observasi ini adalah: (1) observasi yang baik melalui persiapan-persiapan yang dapat dijalankan melalui pengiriman daftar cek, yang memuat hal-hal yang perlu dijawab dalam rangka observasi; (2) observasi tanpa persiapan yang dijalankan atas dasar minat dan perhatian orang tua; dan (3) setelah melakukan observsi, hendaknya diikuti dengan pertemuan individual untuk menghilangkan hal-hal yang kurang jelas dan salah tafsir.
b. Orang tua sebagai peserta (Parent as participant)
Teknik ini adalah kelanjutan dari teknik kunjungan rumah dan observasi yang kemudian ditingkatkan dalam kegiatan sekolah, menjadi narasumber mata pelajaran atau keterampilan baik didalam maupun diluar kelas.
c. Ibu pembantu kelas (Room Mother)
Menurut Indrafachrudi dalam Benty dan Gunawan (2015:91), ibu pembantu kelas adalah perwakilan seorang orang tua peserta didik untuk ikut serta bertugas membantu guru dalam kelas selama  guru itu  mengajar peserta didik dengan tujuan sebagai penghubung antara sekolah dengan orang tua peserta didik tersebut.

4.    Surat Menyurat dengan Berbagai pihak yang terkait dengan Penyelenggaraan Pendidikan (The Written Word)
Surat menyurat sudah sering dilakukan oleh setiap lembaga pendidikan, selain biaya yang cukup murah, teknik ini dianggap mampu dilakukan setiap lembaga yang sederhana maupun lembaga yang sudah besar perkembangannya. Teknik yang digunakan sebagai alat komunikasi oleh lembaga pendidikan adalah  telepon, internet, faksimil, e-mail, dan sebagainya karena prosesnya cepat, pelaksanaannya mudah, dan dapat dilakukan sewaktu-waktu.Menurut Maisyaroh dalam Benty dan Gunawan (2015:91), teknik untuk meningkatkan keterlibatan berbagai pihak dalam menyelenggarakan pendidikan antara lain:
a.    Layanan Masyarakat
       Pihak lembaga pendidikan harus mampu mempelajari kebutuhan masyarakat, melihat dan menganalisis sesuatu yang bisa dilakukan lembaga pendidikan untuk membantu memecahkan masalah dan memenuhi kebutuhan masyarakat.





b.    Program Pemanfaatan Alumni Sekolah
Para alumni bisa diikutsertakan dalam kegiatan sekolah dengan tujuan untuk peserta didik berhasil dalam menempuh karir, bersemangat dalam belajar, dan meningkatkan kemampuan peserta didik tersebut.
c.    Masyarakat sebagai Model
            Masyarakat disekitar sekolah diundang ke sekolah dengan tujuan untuk menjelaskan kepada siswa kiat sukses kehidupannya. Dengan adanya masyarakat tersebut mampu meningkatkan pemahaman kepada peserta didik mengenai hal-hal yang menjadi kebutuhan bagi peserta didik sendiri.
d.    Open House
            Lembaga pendidikan dengan terbuka bersedia diobservasi oleh masyarakat, agar masyarakat tersebut mampu melihat secara langsung proses dan sarana pendidikan di lembaga pendidikan tersebut.
e.    Pemberian kesempatan kepada masyarakat
            Lembaga pendidikan memberi kesempatan kepada masyarakat secara sukarela untuk membantu kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan oleh lembaga pendidikan tersebut.
f.     Pengiriman pembicara
            Anggota staf lembaga pendidikan yang mau melakukan promosi diberi kesempatan untuk mempromosikan program dan prestasi lembaga pendidikan ke masyarakat pengguna lulusan.
g.    Masyarakat sebagai sumber informasi
Masyarat menjadi sumber informasi bagi pihak lembaga pendidikan mengenai isu-isu hangat terkait dengan pengembangan lembaga tersebut.
h.    Diskusi panel
            Siswa, orang tua, staf dan pekerja mengadakan pertemuan untuk menindaklanjuti kegiatan-kegiatan yang terkait antara hubungan lembaga pendidikan dengan masyarakat.
Sekolah juga dapat menerapkan beberapa teknik dalam hubungan dengan masyarakat dalam lembaga pendidikan yaitu :



1)   Laporan kepada orang tua.
     Maksud dari teknik ini adalah pihak sekolah memberikan laporan kepada orang tua murid tentang kemajuan, prestasi dan kelemahan anak didik pada orangtuanya. Dengan adanya teknik ini orang tua akan mendapat penilaian terhadap hasil pekerjaan anaknya juga terhadap pekerjaan guru-guru di sekolah.
2)   Majalah dan surat kabar sekolah
     Majalah sekolah ini diusahakan oleh orang tua dan guru-guru di sekolah yang diterbitkan setiap bulan sekali. Majalah ini dipimpin oleh orang tua dan murid-murid bahkan alumni termasuk pula dewan redaksi. Isi majalah ini menjelaskan tentang kegiatan-kegiatan sekolah, karangan guru-guru, orangtua dan murid-murid, pengumuman-pengumuman dan sebagainya.
3)   Pameran sekolah.
     Teknik untuk memberi informasi tentang hasil kegiatan dan keadaan sekolah kepada masyarakat melalui penyelenggaraan pameran sekolah. Sekolah mengadakan pameran dengan membuat atau mengatur hasil pekerjaan murid-murid itu di luar sekolah atau di sekolah. Pameran sekolah akan menjadi lebih efektif apabila kegiatan-kegiatan tersebut disiarkan melalui siaran-siaran pers dan radio di tempat itu sehingga dapat menarik banyak orang dalam masyarakat.
4)   Open house.
     Open house adalah teknik mempersilahkan masyarakat yang berminat untuk meninjau sekolah serta melakukanobservasi terhadap kegiatan-kegiatan dan hasil-hasil pekerjaan murid di sekolah yang diadakan pada waktu-waktu tertentu, misalnya sekali setahun pada penutupan tahun pengajaran. Ada tiga langkah dalam pelaksanaan open house ini:
a)    Pengunjung dibawa ke dalam kelas atau auditorium sekolah untuk diberi penjelasan tentang open house itu.
b)   Pengunjung diantar ke tempat-tempat yang telah disediakan akan hal-hal yang perlu dilihat.
c)    Pengunjung diajak kembali ke kelas atau auditorium untuk berdiskusi dan menilai open house.


5)   Kunjungan orang tua peserta didik ke sekolah.
     Kepada orang tua itu diberi kesempatan untuk melihat anak-anak mereka yang belajar di dalam kelas, juga untuk melihat kegiatan-kegiatan di laboratorium, perlengkapan-perlengkapan, gambargambar dan sebagainya, sehingga mereka memperoleh gambaran yang jelas tentang kehidupan di sekolah itu. Setelah selesai melihat-lihat, orang tua diajak berdiskusi dan mengadakan penilaian.
6)   Kunjungan ke rumah murid.
     Kunjungan ke rumah orangtua murid ini merupakan teknik yang sangat efektif dalam mengadakan hubungan dengan orang tua di rumah agar supaya dapat mengetahui latar belakang hidup anak-anak. Banyak masalah yang dapat dipecahkan dengan teknik ini antara lain, masalah kesehatan murid, ketidak hadiran murid, pekerjaan rumah, masalah kurangnya pengertian orang tua tentang sekolah dan sebagainya.
7)   Laporan tahunan.
Laporan tahunan dibuat oleh kepala sekolah dan laporan ini ditujukan pada aparat pendidikan yang lebih atas. Laporan berisi masalah kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh sekolah termasuk kurikulum, personalia, anggaran, biaya dan sebagainya. Selanjutnya aparat tersebut melaporkan kepada masyarakat.
8)   Organisasi perkumpulan alumni sekolah.
Organisasi perkumpulan alumni sekolah adalah alat yang sangat baik dimanfaatkan dalam memelihara serta meningkatkan hubungan antara sekolah dan masyarakat. Murid-murid yang sudah tamat sekolah biasanya mempunyai kenangan–kenangan dari sekolahnya dan mereka merasa berkewajiban moral untuk membantu sekolahnya baik berupa materiil maupun secara moril.
9)   Kegiatan ekstrakurikuler.
     Suatu kegiatan yang sudah dianggap matang dan siap untuk dipertunjukkan kepada orang tua murid dan masyarakat, seperti sepak bola, drama dan lain-lain, maka sangat tepat jika kegiatan tersebut ditampilkan kepada masyarakat. Karena, program ekstrakurikuler hendaknya direncanakan dan diatur, supaya bisa dimanfaatkan dalam kegiatan hubungan lembaga pendidikan dengan masyarakat.
Selain teknik-teknik yang ada, Menurut Maisyaroh dalam Benty dan Gunawan (2015:94), komunikasi yang efektif dengan masyarakat disekitar sekolah merupakan teknik yang bisa dilakukan untuk meningkatkan partisipasi masyarakat tersebut. Ada beberapa cara yang dapat digunakan untuk melakukan komunikasi yang efektif dengan masyarakat, yaitu : (1) memberdayakan orang-orang kunci, yakni orang-orang yang mampu mempengaruhi; (2) warga sekolah yang bersifat terbuka terhadap saran dan kritik masyarakat; (3) komunikasi dengan masyarakat perlu dilakukan terus-menerus; (4) pada saat yang tepat, pihak sekolah melibatkan masyarakat sekitar untuk berpartisipasi dalam kegiatan sekolah, misalnya dalam kegiatan olahraga, kesenian, atau pada saat diesnatalis sekolah. Menurut Begin dalam Suryosubroto dalam Benty dan Gunawan (2015:94), kegiatan humas (public relations) dapat dibedakan menjadi dua yaitu:
1.    Kegiatan Eksternal
            Kegiatan ini berhubungan dengan masyarakat di luar sekolah. Kemungkinan yang bisa dilakukan melalui secara langsung dan tidak langsung. Kegiatan eksternal secara tidak langsung adalah kegiatan dengan masyarakat melalui perantara media tertentu, juga dapat melalui media. Berikut diuraikan program yang termasuk kegiatan eksternal.
a.         Pameran
Pameran adalah pertunjukkan hasil karya seni atau barang hasik produksi. Kegiatan pameran menunjukkan pelaksanaan fungsi humas melalui penyelenggaraan pameran atau ekshibisi. Lazimnya pameran bersifat terbuka untuk masyarakat umum dan kegiatan pameran dipublikasikan kepada khalayak umum, seperti pada media iklan. Tujuan penyelenggaraan pameran adalah memperkenalkan suatu produk atau hasil pekerjaan peserta didik kepada masyarakat agar mereka tertarik kemudian membelinya atau agar para peserta didik mengenal hasil-hasil pekerjaan peserta didik kelas lain. Pameran merupakan media periklanan yang menyentuh semua pancaindra.
Adapun jenis-jenis pameran adalah: (1) pameran umum, yakni pameran yang bertujuan memperkenalkan suatu lembaga pendidikan, produknya, atau suatu hal yang khusus kepada khalayak umum; (2)


pameran dagang, yakni suatu pameran yang khusus bagi pihak tertentu; (3) pameran luar ruang, yakni berbagai macam pameran produk yang berukuran besar; (4) pameran keliling, yakni pameran yang diselenggaralan secara berpindah-pindah dari tempat satu ke tempat yang lainnya; dan (5) pameran kecil, yakni hanya diadakan pada sebuah pojok atau sudut took, beranda hotel, atau tempat emperan stasiun dan bandar udara.
Sedangkan karakteristik khusus pameran adalah: (1) mudah menarik perhatian orang; (2) dilaksanakan pada waktu yang longgar; (3) ada peluang pertemuan tatap muka; (4) dapat disisipi kegiatan demonstrasi dan pembagian sampel; dan (5) adanya suasana akrab dalam pameran. Untuk menyelenggarakan pameran di sekolah, diperlukan persiapan yang matang, seperti: (1) pembuatan rencana tertulis dengan seksama dan terinci dalam bentuk proposal kegiatan; (2) pembelian bahan-bahan yang diperlukan untuk penyelenggaraan kegiatan; (3) penyeleksian, pengaturan, dan pemeliharaan bahan-bahan pameran; dan (4) pembuatan brosur, buklet, poster, pamphlet, gambar, skema, atau diagram.
b.         Seminar dan konferensi
Guna menunjang penggunaan berbagai macam media yang diuraikan, ada baiknya jika suatu lembaga pendidikan menyelenggarakan suatu pertemuan khusus untuk khalayak. Bentuk pertemuan itu bisa berupa seminar atau konferensi pers. Tujuan kegiatan ini menyampaikan presentasi kepada orang-orang tertentu. Sebaiknya acara ini dibuat sesantai mungkin tanpa diembel-embeli dengan pesan penjualan atau pameran dagang.
c.         Open house
Open house adalah sebuah acara ketika seseorang, instansi, atau lembaga mengundang masyarakat tertentu untuk meninjau keadaan atau kegiatan yang sedang diselenggarakan, misalnya peninjauan gedung baru. Maksud penyelenggaraan open house adalah untuk memperkenalkan suatu kegiatan atau hasil keapda masyarakat, dengan demikian masyarakat akan memperoleh kesan baik sehingga masyarakat tertarik untuk bekerja belajar atau melaksanakan kegiatan lainnya di tempat yang dikunnjungi.
d.         Tari, sandiwara, wayang, ketoprak, dan seni tradisional lainnya
Kesenian tradisional ini dapat didengar melalui radio, ditonton melalui televisi, maupun dapat disaksikan secara langsung di panggung pertunjukkan. Kadang-kadang sekolah mengandung para pemain wayang dan ketoprak untuk pentas di sekolah, misalnya dalam rangka mecari dana pembangunan gedung atau sekedar memeriahkan acara tutup tahun ajaran.
Peserta didik dalam kesempatan tersebut dapat menyumbangkan acara  vocal group, tari-tarian, atau sandiwara. Sehingga sekolah mungkin memiliki kelompok sandiwara, teater, atau ketoprak, sehingga suatu saat dapat dipentaskan. Melalui kelompok tersebut sang komunikator menyampaikan pesan kepada para penonton atau masyarakat tentang keadaan sesuatu. Cara yang disampaikan dapat berupa humor, kritikan, atau sindiran. Para penontonnya tentu para tamu undangan, terutama orang tua peserta didik, pemuka masyarakat, atau masyarakat umum.
e.         Laporan
                   Laporan dapat dibedakan menjadi laporan lisan dan laporan tertulis. Adapun laporan yang dimaksud di sini adalah laporan tertulis. Wali kelas wajib melaporkan prestasi belajar peserta didik melalui raport. Kemudian raport tersebut diteruskan keapda orang tua peserta didik agar mereka mengetahui prestasi belajar putra-putri mereka. Peserta didik kelas akhir, misalnya diwajibkan melaksanakan kerja nyata di suatu instansi atau tertulis, misalnya disajikan dalam bentk makalah atau paper. Laporan tersebut merupakan wujud akuntabelitas sekolah dalam menyelenggarakan pendidikan. Masyarakat berdasarkan laporan tersebut akan mengetahui perkembangan dan perubahan sekolah.
f.          Pakaian seragam
                   Setiap sekolah pasti memiliki seragam sekolah. Jika terdapat sekolah yang tidak mematuhi peraturan tentang pakaian seragam, berarti sekolah tersebut tidak disiplin. Dengan begitu, guru seharusnya mengenakan pakaian seragam agar peserta didik mengikuti jejak guru


       tersebut yang dijadikan sebagai contoh atau model. Pakaian seragam sangat penting bagi sekolah sebab dengan adanya seragam akan tampak harmonis, serasi, sejajar, serta tidak terlihat perbedaan dengan yang lain. Dapat dibayangkan seandainya para peserta didik dibebaskan dari pakaian seragam, maka perbedaan akan tampak jelas. Hal ini dapat menimbulkan proses pergaulan peserta didik menjadi kurang kondusif. Dengan adanya seragam yang khas akan menjadi nilai lebih bagi sekolah tersebut, sebab seragam khas sekolah sebagai cerminan dari sekolah tersebut.
g.        Company profile (profil lembaga pendidikan)
                   Merupakan suatu buku yang memberi informasi tentang profil dari suatu lembaga pendidikan tersebut.Daftar isi dari company profile, adalah: (1) pendahuluan; (2) kata pengantar atau sambutan dari kepala sekolah; (3) historis dan struktur organisasi lembaga pendidikan; (4) produk barang atau jasa yang ditampilkan; (5) kinerja manajemen pendidikan; (6) nilai aset yang dimiliki lembaga prospek dan tantangan yang dihadapi lembaga pendidikan saat sekarang dan di masa yang akan datang; dan (9) daftar kantor cabang, alamat, atau telepon.
h.        Special event (kegiatan khusus dalam humas)
                   Sekolah bisa menyelenggarakan kegiatan khusus (special events) yang menyangkut kehumasan yang merupakan kiat menarik perhatian dari media pers dan publik terhadap sekolah yang ingin ditampilkan melalui aktivitas kegiatan khusus itu sendiri. Tujuan diselenggarakannya special event adalah: (1) bisa memberikan kepuasan pada pihak lain yang terlibat dalam acara khusus tersebut; (2) meningkatkan pengetahuan dan pengenalan; (3) upaya pemenuhan kebutuhan selera dan menarik simpati masyarakat; (4) mampu menumbuhkan saling pengertian kedua belah pihak; dan (5) menciptakan citra posistif atau yang baik kepada masyarakat sebagai target sasarannya.
                   Berdasarkan beberapa tujuan diselenggarakannya special event, dapat disimpulkan special event merupakan program kerja dan pelaksanaan kegiatan humas dalam memberikan informasi secara langsung yangdikemas dalam bentuk media humas, baik untuk mewakili sekolah maupun tentang pengenalan dan pengetahuan tentang sekolah atau mengenai pelayanan yang dapat diberikan kepada pihak masyarakat sebagai khalayak sasaran. Fungsi special event Ruslan dalam Nasution dalam Benty dan Gunawan (2015:97) adalah: (1) memberikan informasi secara langsung (bertatap muka) dan mendapatkan hubungan timbal balik yang positif dengan publiknya melalui program kerja atau cara-cara yang sengaja dirancang dan dikaitkan dengan peristiwa khusus dalam kegiatan dan program kerja kehumasan; dan (2) sebagai media komunikasi dan sekaligus untuk mendapatkan publikasi, yang akhirnya media massa atau publik sebagai target sasarannya akan memperoleh pengenalan, pengetahuan pengertian yang mendalam dan diharapkan menimbulkan citra positif terhadap lembaga yang diwakilinya.
                   Bentuk kegiatan special event misalnya acara festival music siswa yang diselenggarakan bekerja sama dengan stasiun televisi, pameran yang dilaksanakan saat memeriahkan hari ulang tahun sekolah, open house dengan sekolah mengundang masyarakat dan/atau sekolah lain untuk mengunjungi lembaga pendidikan yang bersangkutan.
i.          Pertemuan dan musyawarah
                   Pertemuan dan musyawarah dapat diselenggarakan secara intern, misalnya kepala sekolah dengan guru, kepala sekolah dengan pegawai tata usaha, atau kepala sekolah dengan peserta didik. Namun pertemuan dan musyawarah dapat bersifat ekstern dan mengikutsertakan pihak luar, seperti pemuka masyarakat, organisasi sosial, dan orang tua peserta didik, yang bersangku paut dengan sekolah.
                   Acara yang dilaksanakan, misalnya pertemuan dalam rangka penerimaan peserta didik baru dan pembangunan gedung sekolah. Sehingga dalam pertemuan dan musyawarah, semua yang hadir bersama-sama menyelesaikan masalah agar segala sesuatu yang menghambat proses belajar mengajar dapat segera diatasi. Selain itu dalam kegiatan tersebut, suatu kesepakatan harus diperoleh sehingga sekolah dapat segera melaksanakan semua keputusan yang telah disepakat bersama.



j.          Kunjungan ke rumah (home visit)
                   Kunjungan ke rumah lazimnya dilakukan oleh guru dengan berkunjung ke rumah orang tua peserta didik (wali), misalnya untuk mengetahui seluk beluk peserta didik. Apakah anak tergolong pemalas, sering bolos, atau untuk mengetahui hal-hal lainnya ? Apakah anak kurang perhatian dari orang tua ataukah pengaruh lingkungan lain? Untuk mengetahui hal itu, maka guru, wali kelas, atau kepala sekolah dapat mengetahui dari orang tua peserta didik agar orang tua turut membantu menyelesaikan masalah yang sedang dihadapi peserta didik. Hal-hal seperti itu dapat ditempuh dengan cara home visit.
k.        Pawai atau karnaval
                   Sekolah dapat melaksanakan kegiatan pawai atau karnaval. Karnaval adalah sekelompok orang yang diatur sedemikian rupa sehingga tampak serasi. Sebagai contoh berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Widiarti, Lita, dan Murib (2017:82), bahwa di SMP Negeri 3 Malang dalam melakukan komunikasi dengan orangtua dan masyarakat yaitu menggunakan beberapa teknik diantaranya: (1) pemberian kesempatan kepada orangtua siswa; (2) melibatkan alumni; (3) open house; (4) pameran seni; dan (5) kunjungan ke rumah peserta didik.

2.    Kegiatan Internal
Kegiatan internal merupakan kegiatan penyiaran yang di lakukan di dalam sekolah dan sasarannya  meliputi seluruh warga sekolah yaitu guru, siswa, staf dan tenaga kependidikan. Tujuan dari kegiatan internal itu sendiri yaitu: (1) memberikan penjelasan mengenai situasi, kebijakan penyelenggaraan dan perkembangan sekolah; (2) memberikan wadah kepada warga sekolah untuk menampung pendapat dan saran yang disampaikan untuk pengembangan sekolah; (3) dapat menciptakan hubungan yang harmonis dan kerjasama antar warga sekolah itu sendiri. Menurut Benty dan Guanawan (2015:99) mengungkapkan bahwa ada beberapa jenis kegiatan internal yang umumnya sering digunakan oleh pelaksana humas di lembaga-lembaga pendidikan, yaitu:



a.    Diskusi
Menurut KBBI (2019:1) diskusi adalah pertemuan ilmiah untuk bertukar pikiran mengenai suatu masalah. Sesuai dengan yang disampaikan oleh Benty dan Gunawan (2015:99), diskusi merupakan penyelenggaraan pertukaran keterangan atau pendapat mengenai pokok pembicaraan atau masalah dengan maksud mendapatkan pengetahuan atau keterangan lebih lengkap. Jadi diskusi merupakan pertemuan ilmiah yang membicarakan mengenai suatu permasalahan dengan cara bertukar pikiran atau pendapat yang bertujuan untuk memperoleh pemecahan masalah. Kaitannya dalam hubungan masyarakat dan lembaga pendidikan, diskusi adalah pertemuan ilmiah untuk pertukaran pemikiran mengenai suatu permasalahan yang tengah dihadapi oleh sekolah dan masyarakat, khususnya yang berkaitan dengan pengembangan kemampuan siswa, pembinaan terhadap sikap siswa, dan sebagai sarana untuk menyamakan antara persepsi sekolah dan masyarakat.
b.    Film
Film tidak hanya digunakan sebagai wahana hiburan saja, melainkan dapat digunakan sebagai media pembelajaran bagi pesera didik. Film yang dapat diputarkan merupakan film yang bersifat edukatif seperti film sejarah perjuangan Indonesia, film proses pembentukan batuan, film inspiratif yang dapat dipetik nilai-nilai kehidupan dan lain sebagainya. Adapun ciri-ciri film yang baik menurut Benty dan Gunawan (2015:99), yaitu: (1) film tersebut dapat menarik minat penonton; (2) mengandung kebenaran dan otentik; (3) kekinian dalam hal settingdan pakaian yang digunakan; (4) sesuai dengan tingkat kematangan penonton; (5) memiliki kekayaan data yang benar; (6) kesatuan; (7) dapat mendorong aktivitas; (8) dapat memenuhi kepuasan penonton. Jadi, film yang baik yaitu dapat memikat penonton dengan menampilkan konten yang menarik sehingga dapat memberikan kepuasan kepada penonton mengenai film yang telah ia saksikan.


c.    Tanya Jawab dan Wawancara
Pada umumnya kegiatan bimbingan yang dilakukan di sekolah antara guru dan peserta didik yaitu dengan menggunakan metode tanya jawab. Menurut Benty dan Gunawan (2015:100), untuk memperoleh hasil yang baik dalam kegiatan tanya jawab ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, antara lain: (1) persiapan, pembimbing maupun peserta didik harus menyiapkan diri agar proses bimbingan dapat berjalan secara efektif dan efisien; (2) pembukaan, pembimbing memberikan pemahaman dan penjelasan mengenai tujuan dan peranannya kepada peserta didik, sehingga pembimbing dapat membuka pembicaraan dengan baik; (3) penetapan tujuan, pembimbing dapat memonitor tujuan yang telah dicapainya dalam melaksankan bimbingan serta dapat menyakinkan peserta didik bahwa pembimbing akan membantu dalam menyelesaikan masalahnya; (4) penciptaan hubungan, kejujuran, kepekaan dan kepekaan serta mimik dan gestur wajah sangat mempengaruhi tingkat kepercayaan peserta didik kepada pembimbing bahwa pembimbing akan membantunya; (5) memberikan bantuan kepada anak untuk berbicara, biasanya meskipun sudah tercipta suasana yang tenang peserta didik akan tetap merasa enggan untuk berbicara, dengan hal ini pembimbing dituntut kepekaannya dalam membantu peserta didik untuk berbicara; (6) pengakhiran tanya jawab, pembimbing dapat menunjukkan rasa sayang dan perhatian kepada peserta didik serta peserta didik membuat kesimpulan mengenai hal-hal yang telah dibicarakannya, dan apabila perlu ada yang dibicarakan lagi dapat dilakukan pada bimbingan selanjutnya; (7) perencanaan tindak lanjut dari tanya jawab, pembimbing membuat catatan mengenai hal-hal penting selama melakukan kegiatan bimbingan. Pembimbig dapat mencatat perubahan-perubahan ekspresi maupun tingkah laku dari peserta didik selama menjalani proses bimbingan.
d.    Papan Informasi
Papan informasi digunakan sebagai tempat untuk memberikan informasi kepada seluruh warga sekolah. Informasi yang diberikan dapat berupa pengumuman mengenai kegiatan-kegiatan yangakan dilaksanakan


oleh lembaga, kliping Lembaga dan juga pemberitahuan mengenai kebijakan pemerintah terhadap pendidikan. Seperti yang diungkapkan oleh Nasution dalam Benty dan Gunawan (2015:100), papan informasi adalah tempat menempelkan pengumuman, terkait pelaksanaan kegiatan di lembaga pendidikan dan sosialisasi kebijakan pimpinan di lembaga pendidikan secara tertulis, seperti edaran dan sebagainya. Dengan hal itu, papan informasi sebaikya dibuat lebih dari satu dan diletakkan di beberapa tempat yang strategis di sekolah, sehingga informasi yang ditempelkan di papan informasi dapat dilihat oleh seluruh warga sekolah.
e.    Papan Foto
Papan foto merupakan tempat menyimpan foto yang berbentuk persegi empat atau persegi Panjang dengan memiliki pintu yang terbuat dari kaca. Papan foto ini dapat dimanfaatkan oleh humas  untuk menampilkan dokumentasi kegiatan yang telah dilaksanakan. Foto-foto yang dipajang seharusnya diberi keterangan dengan tujuan orang yang melihat dapat mengetahui momen apa yang sedang terjadi dalam foto tersebut. Foto yang ditunjukkan sebaiknya foto-foto yang actual dan tidak lebih dari dua minggu, jika lebih dari dua minggu foto dapat diganti dengan yang baru. Pada dasarnya orang cenderung lebih tertarik dengan melihat gambar atau foto dibandingkan dengan membaca sehingga foto dapat didisain lebih menarik dan juga dapat memberikan informasi kepada penikmatnya.
f.     Kotak Saran
Kotak saran dibuat untuk menampung berbeagai macam kritikan dan saran yang diperoleh dari guru, karyawan, dan peserta didik mengenai kebijakan yang dijalankan di sekolah. Penempatan kotak saran diletakkan dibeberapa tempat yang strategis di sekolah, guna memudahkan warga sekolah untuk menemukannya dan memberikan saran kepada pihak sekolah.
g.    Stasiun Radio Sendiri
Stasiun radio merupakan sebagai tempat yang sangat efektif untuk menyampaikan informasi mengenai kebijakan lembaga pendidikan, program-program yang akan dilaksanakan, dan rubrik-rubrik siaran yang terkait serta stasiun radio dapat menjadi sebagai media hubungan yang baik antara pimpinan dan staf maupun staf dengan staf. Stasiun radio umumnya dikelola oleh peserta didik yang tergabung dalam kegiatan ekstrakurikuler maupun anggota OSIS. Untuk mendapatkan berita yang aktual pengurus stasiun radio bekerja sama dengan pihak humas sekolah.
h.    Komunikasi Tatap Muka
Komunikasi tatap muka merupakan komunikasi interpersonal antara pimpinan humas dengan para pendidik, tenaga kependidikan, dan peserta didik. Misalnya adalah rapat koordinasi, rapat bulanan, dan lain sebagainya. Komunikasi tatap muka merupakan komunikasi yang paling efektif karena pimpinan dapat berinteraksi secara langsung dan dapat melihat feed back dari bawahannya secara langsung.
i.      Acara Kekeluargaan
Acara keluarga disini maksudnya adalah mengadakan kegiatan tidak resmi yang berhubungan dengan hiburan yang ditujukan untuk keluarga dari staf maupun karyawan yang ada di sekolah. Acara ini bertujuan untuk meningkatkan harmonisasi hubungan antara staf, karyawan maupun guru yang ada di sekolah. Biasanya acara yang diselenggarakan seperti arisan keluarga, rekreasi atau piknik untuk mengurangi kejenuhan akibat rutinitas dalam bekerja. Hal ini sesuai dengan konsep human relation.
j.      Klub Sosial
Umumnya Lembaga Pendidikan yang sudah maju terdapat klub sosial yang dilengkapi dengan berbagai macam fasilitas. Klub sosial secara periodik perlu mengadakan berbagai acara, termasuk juga memberikan sponsor pada acara-acara kegiatan sosial guna mempererat hubungan antara pimpinan dengan para anggotanya.
k.    Literatur Pengenalan atau Informasi
Menurut Nasution dalam Benty dan Gunawan (2015:102) menyatakan bahwa literatur pengenalan adalah berbagai naskah, materi atau buklet yang berisikan riwayat singkat lembaga pendidikan dengan bagan-bagan, strukur manajemen, dan aneka hal penting lainnya yang harus diketahui para pegawai baru. Pada umumnya para pegawai baru diberikan buku katalog yang berisi mengenai profil lembaga dengan tujuan agar


pegawai baru dapat memahami budaya yang ada dan diharapkan dapat bekerja dengan baik sesuai dengan tujuan dari lembaga tersebut.
l.      Jaringan Telepon Internal
Di lembaga pendidikan telah disediakan jaringan telepon agar para staf dapat menyampaikan gagasannya mengenai beberapa hal. kebiasaan penyampaian gagasan baru dapat dirangsang dengan memberikan paket insentif. Misalnya paket insentif dapat diberikan kepada seorang pegawai yang memberikan beberapa ide untuk meningkatkan efisiensi.
Adapaun teknik operasional yang dikemukakan oleh De Roche dalam Rahmat (2016:135) adalah:
1.    Home visits (Kunjungan rumah)
Dilakukan untuk konsultasi dalam mengetahui hal-hal yang menjadi permasalahan bagi peserta ddik tersebut.
2.    Open House (Silaturahmi)
  Pada waktu-waktu tertentu, maka dapat diadakan silaturahmi, biasanya dalam hariraya contoh Idul Fitri.
3.    Speaker Beareu (Bagian Kehumasan)
Secara khusus guru perlu memilih topik-topik yang berkenaan dengan pembicaraan di perkumpulan, kelompok, dan organisasi sekolah.
4.    School and Classroom News Letter (Berita sekolah dan kelas)
Wahana komunikasi tertulis di sekolah dibutuhkan untuk mengabarkan berita-berita umum yang ada di lingkungan sekolah.
5.    Voting Reminder card (Kartu saran)
     Bila sesuatu terjadi dan tidak dikehendaki oleh siapapun dan ini merupakan hal yang yang perlu disampaikan kepada pihak pengelola lembaga pendidikan, maka yang bersangkutan bisa menuliskannya melalui kartu saran.
6.    Success Card (Piagam penghargaan)
     Apabila ada siswa atau orang tua yang telah turut serta dan memberikan perhatian secara khusus kepada sekolah atau pemenang lomba yang diadakan oleh sekolah.





7.    Local Newspaper (Surat kabar lokal)
Berita-berita sekolah maupun berita dari rumah yang kira-kira akan bermanfaat bagi para warga sekolah jika mengetahuinya akan lebih bagus.
8.    Activity Display (Pajangan kegiatan)
     Dari kegiatan-kegiatan yang telah dilaksanakan, sebaiknya dipajang di papan tersendiri untuk memberi sugesti kepada masayarakat yang belum sempat ikut mempertimbangkan.
9.    Class Project in The Community (Bakti sosial masyarakat)
     Siswa adalah bagian masyarakat, untuk itu akan lebih bermakna hidup bermasyarakat jika turut serta membantu sesama warga yang kurang beruntung.
10.    Letter to The Editor (Surat pada editor)
     Keluhan atau sumbang saran yang sifatnya umum dari orang tua siswa maupun guru.
11.    Public Performance (Pertunjukan)
     Apresiasi terhadap kreatifitas siswa dapat diwujudkan dalam pementasan berkala, di samping itu akan memberikan rasa percaya diri kepada siswa dan kebanggaan orang tua.
12.    Suggestion Boxes (Kotak saran)
     Kartu saran berfungsi sebagai tempat penampungan kartu saran tadi dan harus diambil dan diperiksa secara berkala oleh pengelola.

D.    Hambatan-Hambatan Teknik Hubungan Sekolah dan Masyarakat
            Dalam menjalin hubungan antara sekolah dan masyarakat tentunya tidak selalu berjalan dengan lancer, melainkan terdapat hambatan-hambatan yang harus dihadapi. Menurut Pidarta dalam Benty & Gunawan (2015:103) menyatakan bahwa ada beberapa kendala mendasar yang dapat berdampak pada keharmonisan hubungan, kendala tersebut antara lain: (1) kurangnya pemahaman masyarakat akan pendidikan dan pemahaman warga sekolah mengenai hubungan sekolah dan masyarakat dibangun; dan (2) kurangnya komunikasi antara sekolah dan masyarakat, sehingga tercipta hubungan komunikasi satu arah yang


mengakibatkan sekolah tidak mengetahui keinginan masyarakat melainkan sekolah memaksakan kehendaknya kepada masyarakat. Dalam hal ini, hendaknya sekolah dapat mengetahui kendala-kendala tersebut untuk meminimalisir pengaruh negatif terhadap upaya pengembangan pendidikan.
            Pada kenyataannya membuktikan bahwa proses komunikasi hubungan antara sekolah dan masyarakat menuai hambatan dan tidak selalu berjalan dengan lancer. Secara umum kendala-kendala yang sering ditemukan yaitu komunikasi yang terhambat dan tidak profesional, tindak lanjut program yang kurang lancar, dan pengawasan yang tidak terstruktur.Untuk mengatasi kendala tersebut, terdapat beberapa hal yang dapat dilakukan sebagai alternatif penyelesaiannya, yaitu: adanya laporan berkala mengenai berbagai kegiatan sekolah serta keuanggannya, dan diadakannya berbagai kegiatan yang dapat mengakrabkan antara pihak sekolah dengan masyarakat seperti dengan diadakannya kegiatan open house, kunjungan timbal balik, dan program kegiatan bersama seperti seni atau pertunjukan.




BAB III
PENUTUP

A.      Kesimpulan
Manajemen hubungan masyarakat merupakan pengelolaan hubungan atau komunikasi antara lembaga pendidikan dan masyarakat untuk saling bekerjasama dalam memajukan pendidikan. Dalam membangun hubungan lembaga pendidikan dan masyarakat agar terjalin secara baik, dalam pelaksanaannya memerlukan beberapa teknik. Teknik-teknik tersebut meliputi teknik pertemuan kelompok, teknik tatap muka, observasi dan partisipasi, serta surat menyurat dengan berbagai pihak yang berkaitan dengan penyelenggaraan pendidikan. Dengan adanya teknik-teknik tersebut diharapkan dapat menjalin hubungan yang efektif dengan masyarakat sekitar sekolah dan dapat meningkatkan partisipasi masyarakat dalam mengembangkan pendidikan.
Dalam kegiatannya sendiri humas memiliki dua macam kegiatan, yang pertama yaitu kegiatan internal dan eksternal. Kegiatan ini dilakukan dengan tujuan bahwa sekolah dapat mempublikasikan informasi baik dalam lingkup sekolah itu sendiri maupun lingkup masyarakat secara luas. Sehingga masyarakat dapat mengetahui dan berpartisipasi terhadap program-program yang akan dilaksanakan di sekolah tersebut. 









DAFTAR RUJUKAN
Benty, D.D.N. &Gunawan, I. 2015. Manajemen Hubungan Sekolah dan Masyarakat. Malang: UM Press.
Gaitan, C. D. 2012. Culture, Literacy, and Power In Family–Community–School–Relationships.Theory Into Practice.(Online). (https://www.tandfonline.com/doi/abs/10.1080/00405841.2012.726060), diakses pada 11 Februari 2019.

KBBI. 2019.Pengertian Diskusi. (Online) (http://kbbi.web.id/diskusi), diakses pada 2 Maret 2019.

Ningrum, E.S.C. 2010. Memaksimalkan Peran HUMAS di Lembaga Pendidikan Anak Usia Dini. Fondasia. (Online) (https://journal.uny.ac.id/index.php/fondasia/article/view/5835/5046), Vol. 2, Nomor 10, September 2010, diakses 10 Februari 2019.

Rahmat, A. 2016. Manajemen Humas Sekolah. Yogyakarta: Media Akademi.
Saihudin. 2018. Manajemen Institusi Pendidikan. Ponorogo: Uwais Inspirasi Indonesia.

Widiarti, A., Lita, H.D.M., & Murib, B.R. 2017. Optimalisasi Teknik-Teknik Hubungan Lembaga Pendidikan dan Masyarakat. Artikel disajikan dalam
 Seminar Nasional PendidikanSinergitas Keluarga, Sekolah, dan Masyarakat dalamPenguatan Pendidikan Karakter, Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Malang, 16 November 2017. (Online) (http://ap.fip.um.ac.id/wp-content/uploads/2017/12/Annisa-Widiarti-Hapsari-Dwi-Marta-Lita-Barson-Robert-Murib.pdf), diakses 9 Februari 2019.

Yulitasari, E., Maisyaroh, Soetopo, H. 2015. Pelaksanaan Hubungan Sekolah dan Masyarakat di Sekolah Berbasis Pesantren (Studi Kasus Di Smp Ar-Rohmah Putri Malang). (Online) (http://ap.fip.um.ac.id/wp-content/uploads/2015/04/effa.pdf), diakses 11 Februari 2019.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Visitor Counter

Popular Posts

Buku Tamu


Ingin Widget ini ?
Klik di sini

Comment

About

3/random/post-list
Copyright © Lentera Pendidikan | Powered by Blogger
Design by Viva Themes | Blogger Theme by NewBloggerThemes.com